Pengalaman dengan Kubuntu 11.04 – KDE 4.6


Berikut ini beberapa catatan saya selama menggunakan Kubuntu 11.04 (ini sebenarnya artikel lama yang belum sempat saya publish). Anda juga bisa membaca artikel tentang Kubuntu disini: https://betweenmeandlinux.wordpress.com/tag/kubuntu/

Secara garis besar KDE 4.6 sangat nyaman digunakan. Anda bisa melakukan banyak hal dengan KDE 4.6. Hanya saja ada beberapa hal yang menurut saya cukup mengganggu, misal KDE wallet. Saya tidak ingin informasi disimpan oleh satu aplikasi, karena saya mau informasi saya isikan secara manual.

1. Copy progress tidak muncul, sebagai gantinya dimunculkan di indicator

2. Panel mudah untuk dimodifikasi, widget banyak sekali. Plasma desktop benar-benar menarik.
Continue reading “Pengalaman dengan Kubuntu 11.04 – KDE 4.6”

Kubuntu Lite Edition


Setelah selesai me-remaster distro Ubuntu menjadi Ubuntu Lite, saya penasaran apakah Kubuntu bisa di-tweak juga supaya ringan. Dan ternyata bisa. Dengan membuang paket-paket yang tidak saya perlukan dan mengatur beberapa hal, saya bisa mendapatkan Kubuntu 10.04 yang berjalan lancar di RAM 256 MB.

Continue reading “Kubuntu Lite Edition”

Kubuntu 11.04


Saya penasaran dengan Kubuntu 11.04, dan akhirnya saya memutuskan untuk mencobanya setelah saya menggunakan live USB.

Sebenarnya cukup menyenangkan menggunakan Kubuntu, terlebih lagi bila beberapa hal diatur ulang. Saya melakukan beberapa pengaturan jadi saya bisa mendapatkan KDE yang lebih responsif dan hemat memori. Bila anda membaca tulisan saya disini, ada banyak peningkatan dari Kubuntu 10.04 ke Kubuntu 11.04. Disini saya merasakan sistem yang lebih responsif karena menggunakan KDE 4.6.2.

Continue reading “Kubuntu 11.04”

Install KDE minimal di Ubuntu 10.04


Bila anda pernah mencoba Kubuntu 10.04, anda akan merasakan betapa menjengkelkannya distro ini (setidak-tidaknya saya yang jengkel). Lalu saya penasaran, semestinya saya bisa mendapatkan sebuah distro KDE yang cepat tanpa boros RAM, hanya berisi aplikasi yang saya butuhkan.

Sebagai contoh, saya hanya membutuhkan aplikasi file manager, browser, IM, terminal, audio player, video player, image viewer, PDF viewer, text editor, dan OpenOffice. Bila saya memasang Linux untuk Laboratorium Komputer, tentu hanya membutuhkan aplikasi macam browser, OpenOffice, text editor, image viewer, dan PDF viewer. Tapi seperti yang anda tahu, yang disediakan di sebuah distro sangat banyak dan tidak semua saya butuhkan. Yang biasa saya lakukan adalah instalasi full distro, baru kemudian saya buang yang tidak saya butuhkan.

Tahukah anda, betapa beraaaatnya sebuah distro Ubuntu 10.04? Bila anda mengikuti perkembangan Ubuntu, anda akan menemukan bahwa Ubuntu semakin lama semakin berat dijalankan. Tentu saja Ubuntu semakin lama semakin disempurnakan untuk bisa berjalan optimal di komputer modern, tapi yang jadul tetap saja jadi lambat. Apalagi berharap komputer jadul menjalankan Kubuntu (KDE), wah buang aja ke laut. Anda bisa jengkel sekali menunggu setiap kali harus loading, istilah saya adalah “lola” – “Loading Lambat”. Hahahahahaha…

Continue reading “Install KDE minimal di Ubuntu 10.04”

Dari Ubuntu ke Kubuntu, Dari Gnome ke KDE – Hari 2,3,4 (habis)


Ini merupakan ringkasan dari hari ke 2, 3 dan 4 bersama dengan KDE. Mungkin lebih tepat bila saya mengatakan bersama Kubuntu 10.04.

Oh.. Saya menemui banyak perbedaan, dan sebagian besar merupakan ketidak-beruntungan, kalau boleh dibilang hambatan. Hari ke dua dengan Kubuntu 10.04, saya perlu menginstalasi Thunderbird termasuk menggunakan profile Thunderbird yang saya simpan di partisi FAT32. Cara paling praktis adalah menggunakan perintah “ln -s” untuk membuat symbolic link ke folder thunderbird. Tapi konsole, KDE terminal, gagal mengeksekusi perintah itu. Saya bukan orang baru dalam dunia perintah Linux, saya cek 3 kali untuk memastikan apakah betul-betul tidak ada kesalahan pengetikan perintah. Dan bila saya mencoba perintah ls ke link itu, hanya akan ditampilkan tanda “?????”. Untungnya Dolphin File Manager memberikan fasilitas untuk membuat link ke folder. Arghhh….

Continue reading “Dari Ubuntu ke Kubuntu, Dari Gnome ke KDE – Hari 2,3,4 (habis)”

Dari Ubuntu ke Kubuntu, Dari Gnome ke KDE – Hari 1


Setelah menggunakan Gnome selama lebih dari 9 tahun, dari jaman RedHat 6, hingga sekarang Ubuntu 10.04 saya memutuskan untuk mencoba pengalaman baru dengan KDE. Kata orang Linux itu fleksibel karena memberi kemudahan bagi pengguna untuk memilih Desktop Manager-nya sendiri, OK-lah kalau begitu. Saya jadi ingin mencoba pengalaman baru dengan KDE. Saya memilih Kubuntu 10.04 sebagai start awal dengan pertimbangan penguasaan lokasi file, direktori dan perintah sama dengan Ubuntu.

Awal instalasi, biasa saja. Saya pernah mencoba Kubuntu sebelumnya, tapi hanya sebatas mencoba. Tapi bagaimana dengan mencoba paling tidak selama 1 minggu? Wah, ini baru bagi saya.

Jadi tulisan ini saya anggap sebagai: “Day 1 to walk along with KDE
Continue reading “Dari Ubuntu ke Kubuntu, Dari Gnome ke KDE – Hari 1”